Pematangsiantar !!! Kompakonline.com – Hari Bahasa Isyarat Internasional bukan sekadar peringatan simbolis. Ini adalah seruan global bahwa bahasa isyarat adalah bahasa resmi, bahasa identitas, dan bahasa hak asasi manusia bagi penyandang tunarungu.
Demikian disampaikan Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi SH MKn dalam sambutannya tertulisnya yang dibacakan Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Drs. Risbon Sinaga, MM di peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional, yang digelar Forum Peduli Disabilitas Sumatera Utara (Sumut), di Lapangan Parkir Pariwisata, Jalan Merdeka Pematangsiantar, Sabtu ( 27 / 09 / 2025 ).
Menurut Wesly, bahasa isyarat bukan hanya alat komunikasi. Melainkan juga jembatan penghubung antara keterbatasan dan kesempatan, antara diam yang sunyi dan suara yang didengar.
Pada kesempatan ini, Wesly menegaskan beberapa hal, yakni: Pengakuan terhadap bahasa isyarat. Bahasa isyarat adalah bagian dari hak dasar setiap individu penyandang tunarungu.
“Maka sudah sepatutnya kita, sebagai aparatur pemerintahan dan masyarakat umum, memberikan ruang dan fasilitas yang mendukung penggunaannya, baik dalam layanan publik, pendidikan, maupun interaksi sosial sehari – hari”, ujarnya.
“Keterlibatan aktif saudara hari ini di kesempatan ini, tidak hanya bicara soal teman-teman penyandang tunarungu, tetapi juga semua penyandang disabilitas.
Sudah saatnya kita hentikan pola pikir yang memandang mereka sebagai objek belas kasihan. Mereka adalah subjek pembangunan, yang punya potensi, kontribusi dan harapan yang sama”, sambungnya.
Di hadapan para penyandang disabilitas, Risbon yang membacakan sambutan Wesly mengajak untuk mengubah cara pandang. Jangan melihat kekurangan, tetapi melihat potensi.
Jangan hanya mendengar dengan telinga, tetapi juga dengan hati.
“Kalian adalah bagian dari masyarakat yang utuh. Bukan lainnya, bukan pinggiran, tapi inti dari keberagaman sosial yang memperkaya kota ini”, sebutnya
Sebelum mengakhiri sambutannya, Risbon yang mewakili Wesly mengajak untuk menjadikan Hari Bahasa Isyarat Internasional sebagai momentum bersama untuk Lebih memahami pentingnya sebuah pendekatan untuk menciptakan lingkungan yang terbuka dan memastikan setiap orang dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat, pendidikan, dan tempat kerja, tanpa memandang perbedaan latar belakang, kondisi fisik, etnis gender, atau atribut lainnya. Serta lebih aktif memperjuangkan kesetaraan hak untuk seluruh warga tanpa kecuali.
“Saya ucapkan terima kasih yang luar biasa buat pengurus Forum Peduli Disabilitas Sumatera Utara dan seluruh panitia atas perhatian, pengabdian yang luar biasa buat kaum disabilitas, khususnya penyandang Tunarungu. Dalam hal ini, Pemko Pematangsiantar sangat mengharapkan sinergitas yang semakin baik, khususnya dengan Forum Peduli Disabilitas Sumatera Utara”, tandasnya.
Sementara itu, R Yanti Simangunsong SP selaku pendamping menyampaikan tujuan diperingatinya Hari Bahasa Isyarat Internasional, yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa syarat sebagai akses informasi, komunikasi, dan berinteraksi oleh kaum penyandang tunarungu.
Ia berharap ke depannya, masyarakat disabilitas tunarungu dan masyarakat dengar bisa berbaur dan berkomunikasi.
“Hidup berdampingan dengan baik”, tandasnya.
Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional diisi dengan sejumlah acara menarik. ( JS ).
 
			

 
					 
 








