Pematangsiantar !!!! Kompakonline.com – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Pematangsiantar menyampaikan kecaman keras atas kembali terjadinya aksi intoleransi berupa perusakan rumah ibadah di Sumatera Barat.
Kejadian ini menunjukkan lemahnya penegakan hukum dan perlindungan terhadap kebebasan beragama di Indonesia.
GAMKI Pematangsiantar mendesak pemerintah, khususnya Menteri Agama, untuk mengambil tindakan tegas dan bertanggung jawab atas peristiwa ini.
“Kejadian ini bukan yang pertama. Sikap pemerintah yang terkesan lamban dan kurang tegas dalam menangani kasus – kasus intoleransi sebelumnya telah memicu eskalasi kekerasan”, tegas Ketua GAMKI Kota Pematangsiantar, Hendra Simanjuntak, M.Pd.
“Kami menilai Menteri Agama telah gagal menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, GAMKI Kota Pematangsiantar dengan tegas menyerukan copot Menteri Agama dari jabatannya”, tambah Hendra.
“Kami GAMKI Pematangsiantar meminta pemerintah untuk, pertama, segera menangkap dan memproses hukum para pelaku perusakan rumah ibadah. Proses hukum harus transparan dan adil, serta memberikan efek jera bagi pelaku.
Kedua, meningkatkan upaya pencegahan intoleransi dan kekerasan berbasis agama. Hal ini meliputi peningkatan pendidikan keagamaan yang moderat serta penegakan hukum yang tegas dan konsisten.
Ketiga, memberikan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
Miris sebenarnya, karena negara mengakui agama, akan tetapi dalam proses menjalankan ibadah kerap dihalangi”, tegas Hendra.
“Kami juga, GAMKI Pematangsiantar akan terus memantau perkembangan kasus ini dan akan mengambil langkah – langkah selanjutnya jika pemerintah tidak memberikan respon yang serius dan tegas. Kami berharap kejadian ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk benar -benar berkomitmen dalam menciptakan Indonesia yang damai, toleran dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. NKRI harga mati dalam setiap perbedaannya yang telah dikawal dengan slogan Bhineka Tunggal Ika. Mari kita jaga NKRI dan tangkap pelaku intoleransi”, tutup Hendra Simanjuntak. ( JS ).