Simalungun !!!! Kompakonline.com –
Rumah Baca Pelita Bangsa kembali menyelenggarakan pelatihan reflektif bagi para volunteer dan tenaga pengajar.
Kali ini, pelatihan difokuskan pada topik “Pemimpin yang Melayani”, yang dibawakan langsung oleh Francius, pendiri Rumah Baca Pelita Bangsa.
Pelatihan berlangsung dengan hangat dan interaktif, menjadi ruang refleksi bersama tentang makna kepemimpinan yang tidak sekadar memimpin dari depan, tetapi hadir untuk melayani, membimbing, dan menginspirasi.
Francius menekankan bahwa pemimpin bukan hanya soal jabatan atau otoritas, tetapi tentang tanggung jawab hati. “Pemimpin sejati adalah mereka yang memilih melayani lebih dulu. Ia mengenal dirinya, tahu ke mana ia menuju, dan dalam perjalanannya, ia menumbuhkan orang lain”, ungkapnya.
Diskusi berkembang dari makna kepemimpinan hingga karakter dalam menjadi pemimpin yang melayani, terutama dalam konteks pendidikan dan pengabdian sebagai volunteer. Para peserta pelatihan aktif menyampaikan pandangan dan pengalaman pribadi mereka, yang kemudian dikaitkan dengan prinsip kepemimpinan yang berlandaskan empati dan cinta.
Dalam sesi ini, Francius juga mengajak para peserta untuk tidak ragu menjadi pemimpin dalam lingkup kecil sekalipun.
“Pemimpin itu bukan soal besar atau kecilnya ruang gerak. Tapi tentang bagaimana kita hadir membawa perubahan. Sekecil apapun itu, jika dilakukan dengan hati, akan berdampak besar.”
Rumah Baca hadir sebagai ruang pembelajaran yang tidak hanya mengajar anak-anak, tetapi juga menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang melayani dalam diri para volunteer.
“Jadilah pemimpin yang tidak duduk di atas, tapi berjalan bersama. Kita tidak hanya memberi perintah, tapi juga memberi teladan. Kita melayani karena cinta, bukan karena ingin dihormati”, tutup Francius dalam sesi akhir pelatihan.
Sesi ini dipandu oleh Wijaya manik sebagai moderator yang dengan penuh semangat menegaskan kembali semangat kepemimpinan yang melayani. “ingatlah,pemimpin yang hebat bukan seberapa tinggi ia berdiri tetapi seberapa dalam dia melayani,Sebagai volunteer, kita adalah pemimpin bagi anak-anak, bukan karena kekuasaan, tapi karena kasih. Kita hadir bukan hanya mengarahkan, tapi juga mendampingi dan memahami.”
Pelatihan ini menjadi pengingat kuat bahwa setiap relawan adalah pemimpin, dan setiap pemimpin sejati adalah pelayan. ( JS ).